Keju Rosalie Artisan

Bagian dari Keju Terbaik

Latar Belakang dan Sejarah Rosalie Cheese

Rosalie Cheese didirikan oleh Ayu Linggih, seorang lulusan teknologi pangan dari University of Queensland, Australia. Ayu terinspirasi oleh pengalaman hidupnya di Brisbane, khususnya di suburb Rosalie, untuk memulai bisnis keju artisan di Indonesia. Proses pengembangan Rosalie Cheese dimulai sejak 2012, dan pada 2013, produk mereka sudah dipamerkan di International Women's Bazaars dan disuplai ke beberapa restoran. Nama "Rosalie" sendiri terinspirasi dari pinggiran kota indah di Brisbane yang sama namanya.

Proses Pembuatan Keju di Rosalie Cheese

Proses pembuatan keju di Rosalie Cheese melibatkan penggunaan bahan-bahan alami tanpa pengawet atau pewarna. Susu untuk keju ini diperoleh dari peternakan di Bogor, Parung, dan sekitar Depok di Jawa Barat, serta dari peternak di Kecamatan Negara, Bali, yang menyediakan susu kambing Etawa dan Saanen. Proses pembuatan keju meliputi coagulation, pencetakan, dan fermentasi (aging) yang bisa berlangsung dari 5 hingga 30 hari tergantung pada jenis keju. Keju-keju ini diproduksi di workshop di Bintaro, Tangerang, menggunakan pasteurisasi dan tanpa bahan kimia tambahan.

Target Pasar dan Pemasaran Produk Rosalie Cheese

Target pasar Rosalie Cheese adalah wanita berusia 30-45 tahun, baik ekspat maupun lokal. Mereka memiliki preferensi yang berbeda; misalnya, pelanggan Jepang sangat menyukai mozzarella dan bocconcini. Produk keju Rosalie Cheese dijual melalui pemesanan di website, beberapa toko stokis yang tersebar di seluruh Indonesia, dan langsung di toko mereka di Jl. Benda, Kemang. Selain keju, Rosalie Cheese juga memproduksi snack seperti grissini dan cheese choco cookies untuk memperkenalkan keju artisan Indonesia kepada masyarakat luas.


Anindya
Anindya

Anindya Aini author

Leave a Reply

Your email address will not be published.